Peliknya si Negeri Ngeri

20 02 2011

65 tahun, umur yang sudah tua bagi sebuah negara. Negara yang besar, dengan kekayaan alam yang melimpah. dengan populasi yang besar, dengan sejuta karakteristik bangsa dari Sabang sampai Merauke. Namun, dari sejuta semesta yang dimiliki tersebut, bangsa ini tak lebih dari macan ompong yang tak tahu, kapan giginya taringnya akan tumbuh !

Perang etnis, perang ideologi agama, perang kebijakan, dan berbagai perang lainnya. Tak ada habis-habisnya logistik untuk berperang, tak ada habis-habisnya amunisi untuk saling menghabisi, tak ada habis-habisnya seseorang saling mengkembiri.

Bangsa ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia namanya. Berdiri dengan sebuah kepercayaan jaman raja-raja, mampu menyebrangi lautan hingga Thailand jauh disana, menyatukan bangsa dalam sebuah sumpah palapa namanya. Berselaput dalam jejaring dogma atas kepercayaan masing-masing. Aaaah itu sudah kuno, modern kini jauh lebih parah dari jaman tersebut.

Makin banyak perut yang kelaparan, makin banyak orang tak tersuguhi hiburan, makin banyak orang tak santun di jalan, makin banyak orang teriak-teriak asma Tuhan untuk menghabisi pemilik asma Tuhan lainnya.

Semuanya bergabung dalam lendir kemiskinan. Bersatu memberangus ideologi, dan keyakinan terhadap Pancasila, sengaja dibuat, atau memang kondisi lapar yang memberangus otak mereka. Jangan pernah menyalahkan si miskin, karena mereka memang tak punya akses untuk keluar dari kemiskinan. Lalu yang perlu disalahi siapa ? pembuat kebijakan kah, orang kayakah, atau sabuk imperialisme asing !

Si miskin sungguh kasian, saat hasrat untuk mengencangkan ikat pinggang dengan suguhan entertainment olahraga, luluh lantak akibat makin tak tahu malunya politik. terapi kejut bagi si miskin tersbeut, lantas membuat uang menjadi pikiran utamanya, chaos jalan keluarnya.

Coba kita renungkan kembali, apa yang membuat si miskin makin jauh harapan menjadi kaya. pertumbuhan ekonomi yang meninggi, namun hanya diikuti penurunan kemiskinan yang rendah. Mengapa pertumbuhan ekonomi bisa seperti itu ? Apa ada yang salah ? Bagaimana bisa sampai tak terasa manfaat besar ?

Tak perlulah kita pikirkan sekarang, biarkan itu menjadi masukan bagi ahli ekonom yang berada di Jakarta sana. Namun yang pasti, makin sulitnya mendapatkan suguhan entertainment yang menarik di tayangan televisi, terlebih olahraga yang diidam-idamkan, sepakbola namanya makin tak jelas karuan kisruhnya dan hiburan tak mendidik didalamnya.

Jika kita memasukkan ukuran hiburan sebagai salah satu aspek dalam mengukur kemiskinan, jelas menambah orang miskin di negeri ini. Aaaah, sungguh pelik negeri ini. Tak karuan ini jelas dan dengan mata telanjang dapat disaksikan, pemilihan ketua bidang olahraga tak ubahnya pemilihan anggota DPR/DPRD, kolusi, korupsi, dan nepotisme terlalu untuk dipelrihatkan secara luas. Ada apa ? Mengapa makin tak tahu malu elite di negeri ngeri ini ?

Bagi si miskin, ayo kita bersama membangun potensi diri, belajarlah hingga ke negeri china, masih bertanya tak ada biaya ? banyak agen-agen beasiswa yang menawarkan ! tak tahu cara mendapatkannya ? tak ada akses internet ? cuman satu jawabannya, mau berusaha dan ada niat baik di dalamnya, karena orang-orang seperti kita masih percaya pada satu keyakinan. Tuhan akan bersama bagi orang-orang yang mempunyai niat dan ikhtiar yang baik.!

Bagi si tak tahu malu, sudilah kiranya memberikan kesempatan untuk orang lain, rotasi dalam sebuah perusahaan adalah cara terbaik untuk meningkatkan etos kerja,  makin Anda tak tahu malu, makin kami membenci Anda, makin kalian mendagangkan kepentingan diri sendiri, makin tak sedap kuburan engkau nanti. Ayo mari, ringankan pikiran, karena hiburan bukan hanya milik engkau, tapi human rights semua manusia.

Saking peliknya, mungkin kolom ini tak mampu untuk ditulisi. Jika tak diselesaikan dengan cepat, tak lama lagi kita bersama dapat merasakan atmosfer kekecewaan tertinggi, mungkin pada saat tersebut, populasi Indonesia akan berkurang drastis.

 

 

 





mana guruku, mana bukuku ?

22 01 2011

kamis, 20 januari 2011.

Seminar hari ini sepertinya bakal berbeda seperti biasanya, mungkin saatnya seseorang profesor dengan doktor akan bertemu, satu meja. satu mendampingi sang pemateri, satu menguji.

Saat itu masih pukul 07.00, cukuplah untuk menyuap nasi ke dalam perut, unuk mengganjal rasa lapar. Materi power p[oint telah disiapkan, laptop telah tersedia. Ok. It`s time to go to campus.

Pukul 08.00, dikejutkan diri ini ketika sang profesor telah datang, semangatnya yang masih muda meski umur sudah tidak terlalu muda, membuat saya malu. Hari yang baik untuk menjelaskan tentang tugas akhir saya ini (dalam hati). Pintu ruang seminar telah terbuka, bertepatan dengan si pemegang LCD jurusan telah datang. (makin manteb aja).

jam 09.00 nanti, seminar ini akan dimulai, nanti di dalam ruang seminar itu akan ada 4 tingkatan pendidikan: profesor, doktor, magister, dan sarjana.Mungkin tepat kiranya, untuk mengantarkan sebuah catatan kelam di negeri ngeri ini, kemiskinan namanya.

Segalanya telah siap, dari materi power point, dan satu persatu teman-teman memasuki ruangan, untuk mendukung saya di ruangan ini. Satu kulit pertumbuhan ekonomi dikupas, melihat determinasinya terhadap kemiskinan, statistik nyata telah diperlihatkan, terlihat sang penguji geleng-geleng (entah apa yang ada di dalam pikirannya). Kulit kedua dikupas, kualitas sumber daya manusia namanya, melihat determinasinya terhadap kemiskinan. Statistik nyata menunjukkan gairah di ruangan, pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh besar untuk mengurangi kemiskinan. Sampai sini segala sesuatu berjalan dengan baik-baik saja.

Penjelasan telah terucap, saatnya time for examiner.

Saya semakin tegang, dimulai dengan perbincangan yang tidak penting, mengenai umur pembimbing dan penguji yang tidak terlampau berbeda. Pertanyaan hampir tidak beda dengan pernyataan, hingga pada kesimpulannya, tidak berlaku lagi teori Prof. Simon Kuznet di Indonesia (dengan kata lain, ketimpangan pendapatan bukan ukuran kemiskinan).

Sampai sini, terlihat ada perbedaan persepsi. Satu melihat dari demografi, sang pembimbing melihat dari arah pembangunan.Tapi demografi bukan konteks yang di maksud dalam tugas akhir ini, lalu apa yang seharusnya di jadikan buku, lalu siapa yang harusnya dipercaya untuk dijadikan teori, lalu bagaimana nasib penelitian terdahulu ynag digunakan acuan ? (siapa yang seharusnya, masuk kotak pengkibirian di sini ?)

Ketidakmengertinya mengenai tahun penelitian yang di anggap terlalu pendek, sudah jelas di jelaskan. Entah apa yang ada dalam pikirannya hingga setiap opini yang terlontar, bisa dianggap teori yang telah memenuhi beberapa syarat. Entah ! Tapi hati ini masih yakin, orang miskin, akan dapat berubah dengan sendiri menjadi tidak miskin, jika ada suatu segi pendidikan, dan kesehatan . Oleh karena itu dana untuk kedua pembentuk SDM itu sangat penting.

Dilematis ? Nilai, dan Target Februari ! Semangat saja

 

 

 





Saya Punya Cerita

30 09 2010

I got inspire tonight
to write something about fire, about life, about struggle, and about love
it can be explained and unexplained
about a moment which bringing me into the smile’s world, and absurd thing (depe said 1:54 am)

Kita semua memang beda, tak ada yang sama.
Kita semua memang beda rupa,
ada yang legam, dan ada yang terang
tak semua legam itu kusam
tak semua terang itu cerah
legam dapat belajar tentang kesabaran
terang dapat belajar tentang kekuatan
kombinasi yang sempurna
untuk mencoba kesempurnaan
menyusun hirarki hidup dalam jiwa yang tenang
bernama kedamaian

(i write this poem’s after watching american history x, a good film today for me)

Berbagi cerita, itulah harapan saya. Dengan berbagi cerita kita dapat memberi hal positif untuk orang lain yang mendengarkannya.

Semua berawal dari api, api yang membara dalam onggokan kayu-kayu yang terbakar, disana ada kedamaian, teman-teman saling berbagi kopi bersama, saling berbagi cerita bersama. Meskipun hanya dalam igauan, tapi semua tetap mendengarkan, semua tetap saling berjabat tangan, dalam sebuah kerinduan akan sebuah persahabatan, dalam sebuah cerita yang akan selalu di kenang.

Om Bob Marley pernah bercerita dalam lagunya, redemption song, sebuah lagu pengorbanan diri, sebuah lagu hebat dalam sejarah bumi ini. Mengajarkan kita tentang nilai-nilai manusia sejati, manusia yang saling menghargai untuk kebebasan masing-masing.

Perjuangan sejati berawak dari mimpi, dan mimpi dan harapan itu terwujud dalam mahatama api unggun dan belantara hutan, dalam sebuah semai kerinduan yang mendalam akan berpetualang. Rimba raya telah membawa kehidupan ini untuk tidak secepatnya bersandar dalam labuhannya, tetapi ingin terus berbelantara melawan deburan ombak, dan angin kencang. Melawan segi-segi kehidupan yang tidak beradab, melawan semua rasa takut yang masih dirasakan oleh manusia lain, mencoba untuk saling mengerti dan saling belajar, dan semua itu hanya bisa dilakukan jika ada orang lain yang menemani, khusus bagi saya , yang menemani itu adalah wanita.

Dalam lamunan api unggun itu, harapan tercipta, membawa seluruh jiwa untuk berandai-andai, untuk melakukan kenangan berikutnya, entah kapan ! itulah hidup, kawan ! lalui saja seperti air, yang terpenting tidak berhenti bermimpi, karena pada kenyataannya semua adalah nol, selalu menjadi nol, dan berharap dapat menjadi angka 10 suatu hari kelak.

If you have dream, you can do it (masih terngiang-ngiang ucapan walt disney ini) , sungguh spektakuler, dan wajah – wajah manis ini terus berputar dalam impian saya malam ini, sebuah malam yang biasa aja, tapi tak biasa sepertinya, malam yang tenang, malam yang tak mengeluarkan sinarnya dalam rembulan, tetapi sejatinya pantulan matahari telah menyinari bagian wajahnya, dalam sinaran hidupnya.





Koperasi [nasibmu] !

26 09 2010

Hari ini gue didaulat untuk motret kegiatan salah satu koperasi di lingkungan kampus Unsoed.

Dulu bernama Kopma Unsoed, sekarang berubah nama menjadi KopKun (koperasi Kampus Unsoed). Itung itung buat ngisi waktu luang, dan menebalkan dompet, ya take it lah ..

Didalamnya, ada beberapa hal yang menarik yang perlu di share bersama-sama kawan-kawan strugglemoment ini. Hal yang terkadang menjadi ambigu di negara lain.

Pertama adalah, Purwokerto adalah kota yang pertama dimana koperasi berdiri di Indonesia.

Kedua adalah, Koperasi adalah tempat kolektif agar kita bisa menjadi mandiri dan terus kreatif.

Ketiga adalah, dengan berkooperasi, kita dapat menjadikan semangat menjadi modal.

Keempat adalah, Koperasi kampus Unsoed mau didepak dari tempatnya. sekarang.

Nah yang ini , fakta keempat yang perlu jadi pertanyaan dari ambiguitas di negara lain. Menurut penuturan pembicara yakni Pak Ilham (Departemen Luar negeri DEKOPIN) , waktu itu Jepang bertanya kepada ketua KopKun, mengapa KopKun menyewa tempat, bukankah dengan adanya koperasi dalam lingkungan kampus akan menjadikan mahasiswa lebih kreatif dan menumbuhkan ide-ide segar khas mahasiswa.

Itu lah nasib koperasi di kota ini, kota yang melahirkan sebuah sistem baru perekonomian di Indonesia yang bernama koperasi.

Penulis saat ini belum mendaftar sebagai anggota koperasi tersebut, tetapi ada niatan dari penulis untuk segera bergabung dengan lumbung perekonomian masa kini (menurut penulis yang notabene anak ilmu ekonomi).

wassalam





Cerita malam Ini

1 08 2010

Pukul 19.00 Romantisme

Pukul 21.00 Chaos

Pukul 3.00 Marah

———————————————————————————————

anarkisme bukan chaos, anarkhisme adalah paham idealis, cerdas, dan kokoh !

itu segelimpang waktu yang ada di benak saya pada malam ini ! eh sekarang udah pagi deng, ihiy senangnya, hari ini bisa keluar malam mingguan, walaupun cuma sebentar, tapi lama juga rasanya yah ! hehe :p ,, maaf yah klo kamu baca, soalnya kebiasaan kaya begini, nanti kalo komplain sms ya ! 😛

Tau ga, malam ini baturaden itu penuh bintaaaang banget, bintang itu berasal dari lampu-lampu perumahan di kota, mana ada perkotaan yang ga ada lampu, gw pernah lihat yang indah-indah kaya begini, tapi paling indah malam ini sih, lol … tapi mungkin keindahan ini bisa ada terus menerus kalo ada kamu disampinku … cacat banget bahasa gw … hehe

well, jagung bakar itu sebetulnya ga suka, soalnya sering bikin nyelip di gigi doang, cuman itu sih alesannya, tapi tadi kalo kamu nambah, aku juga mau nambah tau … 😀 😀

ORMAS BUSUK DILARANG DI RI

pukul 21.00 itu emang berubah jadi chaos yah ! tivi-tivi menyiarkan berita kekerasan ormas lagi, entah apa yang ormas itu pikirkan, membawa nama adat dan wilayah, kok kaya gitu sifatnya, dengan bangganya menulis di pages facebook mereka dengan kata-kata yang ga pantas, tau ga kalian kawan-kawan ! menurut mereka aksi itu untuk menindak setiap cecunguk-cecunguk lawan ormas mereka. Aneh !!! saat ormas berdiri untuk berhadapan, buat apa ada ormas, bukankah ormas itu ada untuk menyatukan pemahaman, berarti mereka itu sepahaman untuk berkelahi donk ! ada satu komentar dari seorang pengunjung pages mereka, tapi entah mengapa ? langsung tidak tampak kembali beberapa menit kemudian, ya isinya bersifat komentar, atau komplain tepatnya ! ah , dasar manusia, saat ada yang lebih tidak mau utuk mengakui, saat dirinya merasa diinjak-injak , otak atau diskusi yang digunakan, melainkan otot dan parang yang berjuang. PAYAH !!! Apa mungkin orang Indonesia begitu semua ?? TIDAK … Masih banyak hal lain yang perlu diperjuangkan kawan-kawan ?? saya menganggap kalian ormas itu adalah manusia juga, maka dari itu, jika ingin berangkulan dengan kita (blogger, twitter-fans) ayolah membangun kota kita dengan penuh tanggung jawab dan estetika, lihat disana, di bumi PAPUA ,, saat orang-orang borjusi kota mengeruk dengan semena-mena harta kekayaan mereka, satu persatu nyawa kuli tinta direnggut demi memerdekakan hak-hak mereka, berita dari kompas yang menyiarkan matinya jurnalis mereka di kalimantan, lalu matinya wartawan tivi lokal merauke..

Hak-hak setiap manusia itu sama, ingin damai, ingin tenteram, bahagia, dan sejahtera. tidak ada satu kata rangkaianpun untuk menggelar bencana, apalagi bencana itu lahit dari sesama kita toh. apa kata dunia ? ingat bung (ormas) , kita ini negara dunia ke tiga , negara yang membutuhkan ego cerdas , dan nEgoisasi dalam berkarya.. tidak ada kompromi untuk saling menghancurkan !

Lihat itu , wartawan di merauke kini diancam kembali, apa sempat mereka mempublikasikan berita Anda (ormas yang dimaksut diatas) kepada khalayak mengenai perilaku kalian ? tidak kan ! mereka kini masih dihinggapi rasa berduka tas matinya kebebasan PERS  ! Lihat itu twitter, mereka disana mengecam kalian besar-besaran ! mereka bahkan tidak peduli dengan berita kematian jurnalis merauke, apa kalian bangga oleh segala sesuatu yang seharusnya lebih penting untuk diselesaikan, apa mungkin kalian senang dengan berita-berita tentang kekerasan ?? haha, jika iya, entah mungkin IBU KOTA harus pindah segera…

Maaf kalo saya marah-marah, marah ini dari hati … saat belenggu kemerdekaan atas hak manusia telah dirampas oleh manusia itu sendiri, ancaman, hambatan dari manusia adalah bentuk dan kekerasan (CAOS) adalah sikap dari semua itu.. Jangan bilang ini ANARKHISME, karena dalam paham saya ini adalah Anarkhisme adalah pemahaman berfikir yang konstektual, dan cerdas .. lihat ini anarkhisme (wikipedia) .

Kepada wartawan. dan blogger di tanah air, saatnya kita berjuang kawan, menegakkan kembali hak-hak kita dalam berjuang, karena gw yakin, kolom-kolom mini ini adalah sebuah apresiasi kita berjuang, dan apresiasi kita untuk memerdekakan hak-hak dari setiap warga negara di Indonesia.

dan di ending tulisan ini adalah, saat cinta sudah membuat mata buta, maka tidak ada penampakan cinta kepada yang sesama ummat manusia, dan hal ini hanyalah fanatisme sempit dan kegagalan ideologi yang ada pada diri manusia itu sendiri !

untuk malam yang indah di baturaden, untuk hal yang singkat kita lakukan bersama, kamu pasti bisa mencerna kan, paragraf pertama tulisan ini 😀

link berita teror wartawan di merauke disini