Euro 2012

19 06 2012

Euro sedang berlangsung, ga punya jersey ? ya pake kaos nya aja …

Buka-Baju.com kini menghadirkan kaos – kaos bola,

berbahan 30s. di sablon dengan sablon pasta khas distro Bandung punya

Mekanisme Pre Order, pembuatan max 1 minggu





Sekilas Pandang dan Tips Lulus Lancar di IESP FE UNSOED

8 05 2011

Alhamdulillah, hari kamis kemarin tepatnya tanggal 5 Mei 2011, kami ber empat (gw termasuk di dalamnya beserta 3 kawan lain) berhasil lulus dari jurusan IESP FE UNSOED. Meski secara de jure keabsahan kelulusan pada Jumat, 13 Mei 2011, tetapi kami meyakini secara de facto. 😀

Memang sulit untuk menjalani proses ini, tetapi dengan keyakinan pasti bisa deh.Tulisan ini diutamakan untuk kawan-kawan angkatan 2007 atau 2008 yang sedang atau hendak berproses dalam Tugas Akhir. Perlu diingat dan diketahui kembali, Tugas akhir terdiri dari 3 macam kegiatan. Pertama, Seminar hasil. Kedua, Ujian Skripsi. Ketiga, Pendadaran.

Gw disini mencoba untuk ngasih tau beberapa tips dan selayang pandang agar proses ini dapat dilewati sesuai target (jangan kaya gue yang lewat dari target melulu :malus:).

Untuk teman-teman program kelas internasional, sebelum kalian mengajukan judul kalian bisa download form pengajuan judul di sini. Untuk kalian teman-teman reguler, sabar ya, formnya belum di upload :D. Yang perlu di ketahui sebelum pengajuan judul, untuk keefektifan mengerjakan outline hingga proposal, hendaknya hanya mengambil maksimal 9 sks untuk kuliah, hal ini juga menjadi prasyarat untuk mengajukan judul, adapun syarat lain adalah minimal telah menempuh 120 sks perkuliahan, dan tidak ada kewajiban untuk mesti KKN.

Ada tips untuk mengajukan judul, pilihlah konsentrasi studi yang memang benar-benar banyak jurnalnya, dimengerti, dan memang di minati sejak awal perkuliahan. Oleh karena itu, hendaknya jangan mengajukan judul yang diluar kemampuan batas kita.

Selama proses berproposal, rajin-rajinlah berdoa. Semua kehendak di skripsi kalian, nantinya berdasarkan keingingan dan kerendahan hati pembimbing. So pasti, kalo semisal ada banyak revisi, jangan banyak mengeluh. Protes kalo menurut gw malah oke, asal ilmiah. Dosen suka kok sama mahasiswa yang intelektualnya tinggi (gampang di ajak ngobrol deh).

Menurut gw, normalnya 5 bulan kalian bisa sampe seminar, paitnya ya lebih dari itu (kaya gue :malus:). Jangan pernah bersinggungan dengan dosen pembimbing, karena merekalah yang akan mengkantrol nilai kalian di seminar dan ujian skripsi nanti (terutama PS II), murah senyumlah kepada semua dosen (gapapa jadi sok SKSD :D) siapa tau ada satu dari mereka yang bakal jadi dosen penguji di seminar dan ujian nanti.

Dalam mengerjakan skripsi, jangan lupa ikuti panduan skripsi FE Unsoed yak, bisa kalian cek dan pelajari di sini. Kerjakanlah dengan sepenuh hati, karena itu buku yang pertama kali kawan buat.

Nah ada tips nih, kalo memang kalian bener-bener mepet untuk ngejar daftar Pendadaran. Pertama, selang beberapa hari Kawan mendaftar seminar, seminggu kemudian Kawan baru bisa melakukan seminarnya (misal tarulah daftar kamis berarti kamis di minggu depan baru seminar), pastikan hari rabu untuk mendaftar tes TOEFL. Tes ini biasanya diuji setiap Jumat, dan nantinya sertifikat akan keluar pada hari Rabu (berdasarkan pengalaman). Toefl minimal hanya 400, bisa lah! Rajin-rajinlah menonton film luar negeri, kalo ga sekedar kembali membuka buku bahasa inggris SMA.

Nah sebelum seminar, lakukanlah pra-seminar. Di pra-seminar ini jangan tujukan untuk membuat pertanyaan, tapi tujukan kelemahan Kawan dalam kemampuan menganalisis, dan pemilihan kata yang akan di ucapkan. Trust me it’s worth. Ada beberapa dosen yang sudah mengetahui pola seminar yang sudah di atur. Jika kedapetan dosen model beginian, siap-siaplah dicuekin untuk kedepannya.

Di seminar juga nantinya, kalo yang berdompet tebal bisalah untuk membagikan makanan, tapi kalo ga ada ya ga usah di paksakan. Toh, para peserta seminar juga butuh tanda-tangan kehadiran di kartu seminarnya kan ?

Kita lanjut ke step ujian skripsi. Disini kalian akan di uji seberapa jauh pemahaman Kawan tentang skripsi yang telah di buat, kalo bisa udah di lampirkan dengan daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstraksi, dan sudah berisikan nomor halaman. Di bagian ini, secara umum dosen pembimbing hanya mendengarkan penuturan dosen penguji, tetapi ada juga yang turut meguji. Jeda waktu antara seminar dan ujian skripsi maksimal 2 minggu secara umum (jangan kaya gw, yang ampir 2 bulan :malus:).

Setelah ujian skripsi, lakukanlah revisi yang diminta, jangan males, kejarlah target Kawan. Setelah melewati bagian ini, mulailah atur kembali kelengkapan KHS, sertifikat TOEFL, slip pembayaran SPP akhir, kartu seminar, dan kartu konsultasi skripsi. Lancar! Pendadaran di depan mata.

Pada saat kalian hendak mendatar pendadaran, jangan lupa untuk menyertkana kartu bebas pustaka baik itu dari UPT Perpustakaan dan PII FE UNSOED. Ga usah pilah-pilih hari, karena nyatanya ujian pendadaran adalah ujian mental, ujian kepekaan teori dengan realitas masyarakat, dan uji seberapa jauh Kawan berdoa. 😀

—————————————–catatan akhir————————————

Biaya Uang

  1. Kertas 2 rim A4 80gram = 31.000 x2 = 62.000 (maksimalkan penggunaan bolak-balik untuk revisi :P)
  2. Penelitian = Tergantung
  3. Daftar Seminar = 60.000 (50 rebu sewa LCD + 10 rebu sewa ruangan)
  4. Cetak Abstraksi = 30.000
  5. TOEFL = 40.000
  6. Bebas Perpus = 85.000 (75 rebu di PII + 10 rebu di UPT)
  7. Cetak Skripsi = 9.000 x 6 buah = 54.000 (1 buat sendiri, 2 buat masing-masing pembimbing, 1 buat daftar pendadaran, 2 buat UPT dan PII)

Total = 331.000 yang pasti-pasti. di sini tergantung banyak amat (terdiri dari: biaya warnet nyari jurnal, biaya fotokopi kalo kertas udah mulai menipis, biaya mondar-mandir BPS atau BI, biaya rawat inap rumah sakit hehehe)

Biaya Waktu (asumsi santai)

  1. Judul – Outline = kisaran 1 minggu
  2. Outline – Proposal = kisaran 12 minggu
  3. Proposal – Hasil = kisaran 3 minggu
  4. Hasil – Seminar = kisaran 2 minggu
  5. Seminar – Ujian = kisaran 2 minggu
  6. Ujian – Pendadaran = kisaran 2 minggu

Total 22 minggu = 5,5 bulan (1 semester kan)

Jangan males, rajin doa, minta restu orang tua, dekati dosen.

Biaya diatas belum di tambah biaya daftar wisuda sejumlah 235 rebu (150 rebu untuk wisuda + 85 rebu untuk pelepasan di fakultas :miris:)

Bagi Kawan yang masih angkatan 2009 dan 2010, aktiflah di organisasi, karena dengan organisasi memudahkan kalian berinteraksi dengan golongan orang-orang yang perlu didekati. Kalo mau dapet penghasilan, jadilah tukang analisis mendadak, tapi jangan gila naro tarifnya kalo enggak mau kena kutukan di prosesnya :D.

Segitu aja, comrads





Ga ada yang ngalahin

23 02 2011

Kekuatan seseorang terkadang dengan ada atau tidaknya sesuatu ide pada diri mereka, untuk keberlangsungan mereka, dan “mungkin” untuk orang lain pula.

Jika kita kembali pada 2001, John Nash (1948) dalam film “beatuiful minds” mencoba merevisi sebuah pernyataan Adam Smith, bahwa sesuatu dapat berhasil jika masing-masing mencapai target pribadi, dan bersama-sama mencapai target kelompok. Mentahnya paham lasseiz faire yang dibangun oleh Adam Smith ini, menjadikan John Nash memiliki peranan penting dalam ekonomi kontemporer.

Terlepas dari kisah John Nash, kita dapat mengambil hikmah yakni, adanya suatu kesukarelaan untuk mengejar target bersama, dan memiliki suatu target/misi untuk diri sendiri.
Sepertinya gw telah ngerasain beberapa kali hal ini, namun baru nemu teorinya aja. Jawabannya, berpetualang !

Ya, berpetualang ke hutan terdalam, gunung tertinggi. Itu yang di lakukan, Target personalnya adalah mencari pengalaman baru, dan pemurnian otak kembali. Target secara kelompok adalah menggapai hutan terdalam, dan puncak tertinggi secara bersama-sama dan pulang dalam kondisi yang sehat walafiat. Caranya adalah dengan bekerja sama satu sama lain.

Dunia itu, gw temukan saat SMA bersama sebuah kelompok pencinta alam, Moonpala namanya. ga ada yang ngalahin secara pendapat pribadi. Entah kenapa, selalu terbayang momen saat berdiri di puncak tertinggi, momen saat rambut tertiup oleh angin lembah, tidur dalam kesunyian dan bisikan alam, yang sudah jarang ditemukan kini.

Seperti memang sudah menjadi takdir, sesampainya di purwokerto, menumpang tidur (kos) di sebuah kosan tidak elite sama sekali, bombay namanya. Berbicara, bercanda, berdiskusi, saling mengkritisi, saling memberi ide tumpah ruah di sana. Dari sanalah juga, puncak gunung slamet berhasil gw injak untuk pertama kali. ga ada yang ngalahin untuk tempat tinggal sementara terbaik.

bagaimana dengan sekarang ?

Meski menyesalkan diri sendiri, tidak ada yang mengikuti untuk bepergian ke gunung tertinggi, tak apalah, setidaknya kelompok diskusi masih ada, setidaknya bibir masih terucap untuk bisa didengarkan orang lain.
Meski rata-rata adalah anak kampus, yang lebih khusus lagi adalah anak kelas yang mencoba berperang dengan nilai SKS selama 4 tahun lebih, sepertinya kurang untuk tidak pergi berpetualang, setidaknya ada usaha untuk mencoba sekali saja. Entah itu ke gunung tertinggi, jeram terjal, lautan terdalam. Pernah dulu di coba ke pebukitan di Dieng, namun belum tersentuh perasaan ini seperti yang di katakan John Nash sebelumnya, yakni keberhasilan. Keberhasilan hanya terbagi bagi sebagian kecil orang, tak banyak. hanya dua orang. Merasakan esensi dan suara alam adalah keberhasilan kawan. Selamat bagi yang telah merasakan.

Moonpala, Kos Bombay. Dua hal yang berbeda, karakteristik masing-masing, bentuk perdulipun dengan cara masing-masing, tapi sama-sama satu rasa, satu semangat. Energi yang tlah tercurahkan, begitu besar gw rasakan. Terimakasih dengan kegiatan alamnya.





Setelah Lulus, Hendak ?

6 12 2010

Nah ini sulit bagi gue, ada beberapa hal yang bikin gue bingung untuk langsung atau ga langsung balik ke jakarta (tempat gue dilahirkan). Sebetulnya cuman sedikit yang penting, kayak nasib yuli yang mau kkn, berkali-berkali ngomong didepan gue klo “nanti gimana ya kkn?” ngenes dengernya cing.

Mungkin ada beberapa pertimbangan kenapa, gw musti di purwokerto untuk beberapa saat, seperti nasib anak kelas yang ga jelas juntrungannya (moga-moga, ga perlu diberi motivasi —> jalan sendiri), biaya hidup di jakarta yang amburadul, polusi dan sebagainya yang jadi pertimbangan gw, kenapa gw ga langsung ke jakarta.

dan dengan semakin cepatnya waktu, dan detik yang terus mengalir, mungkin desember ini akan berlalu dengan cepat tanpa gue sadari sekali lagi di bulan november, dan andaikan memang desember ini adalah bulan kemenangan gue, gue berharap orang-orang terdekat gue bisa ngasih ruang sejenak buat gue, untuk nemuin nyokap-bokap gue yang beruntung masih ada, kedua sodara cewek gue, dan tentu aja ngelayat ke makam Ice, dengan tangan terbuka.

Semoga. Amien





Jum’at Sore

22 10 2010

Hari ini seperti biasa, lagi-lagi seperti biasa, saya hanya keluar kosan untuk makan, tidak untuk berbincang, tidak untuk menyapa semua orang yang saya kenal.

Sore ini , langit tampak mendung dari jendela luar kamar seorang kawan. Hujan rintik yang disertai derasnya angin sampai hadir dalam tiap noise-noise di telinga.

Saya bingung dengan apa yang saya alami kini, skripsi yang tak kunjung selesai hingga 4 bulan, semangat untuk berpetualang yang selalu terhimpit oleh gejala finansial.

Mendung ini kembali mengurai dalam serpihan air-air. Makin lama makin besar rupanya, makin hari makin tambah saja gemuruh yang datang menyertai.

Saya rindu sesuatu, rindu akan tawa dan canda oleh orang-orang bersemangat yang ada di jakarta, saya rindu akan sebuah ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang melanda saat pertengahan perkuliahan, saya rindu dengan malam yang panjang, diselingi dengan nada-nada minor dalam petikan gitar kawan-kawan kos lama.

Saya rindu itu, mungkin rindu ini akan hilang, saat hujan makin sedikit untuk diturunkan, seperti hati ini yang sedang rindu akan belaian kasih sayang.