Hidup adalah perjuangan

1 09 2012

Hidup emang penuh liku yah, terkadang lurus terkadang bengkok.
Semuanya bisa berubah, beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Dengan kemudahan teknologi kita dimudahkan dengan pertemuan.
Tapi itu sulit digapai buat sebagian orang, untuk itu terus kejar cita dan mimpimu. Hidup itu cuman sekali, ya kan ? Perlu dinikmati.

Makanya, terus berjuang





Ga ada yang ngalahin

23 02 2011

Kekuatan seseorang terkadang dengan ada atau tidaknya sesuatu ide pada diri mereka, untuk keberlangsungan mereka, dan “mungkin” untuk orang lain pula.

Jika kita kembali pada 2001, John Nash (1948) dalam film “beatuiful minds” mencoba merevisi sebuah pernyataan Adam Smith, bahwa sesuatu dapat berhasil jika masing-masing mencapai target pribadi, dan bersama-sama mencapai target kelompok. Mentahnya paham lasseiz faire yang dibangun oleh Adam Smith ini, menjadikan John Nash memiliki peranan penting dalam ekonomi kontemporer.

Terlepas dari kisah John Nash, kita dapat mengambil hikmah yakni, adanya suatu kesukarelaan untuk mengejar target bersama, dan memiliki suatu target/misi untuk diri sendiri.
Sepertinya gw telah ngerasain beberapa kali hal ini, namun baru nemu teorinya aja. Jawabannya, berpetualang !

Ya, berpetualang ke hutan terdalam, gunung tertinggi. Itu yang di lakukan, Target personalnya adalah mencari pengalaman baru, dan pemurnian otak kembali. Target secara kelompok adalah menggapai hutan terdalam, dan puncak tertinggi secara bersama-sama dan pulang dalam kondisi yang sehat walafiat. Caranya adalah dengan bekerja sama satu sama lain.

Dunia itu, gw temukan saat SMA bersama sebuah kelompok pencinta alam, Moonpala namanya. ga ada yang ngalahin secara pendapat pribadi. Entah kenapa, selalu terbayang momen saat berdiri di puncak tertinggi, momen saat rambut tertiup oleh angin lembah, tidur dalam kesunyian dan bisikan alam, yang sudah jarang ditemukan kini.

Seperti memang sudah menjadi takdir, sesampainya di purwokerto, menumpang tidur (kos) di sebuah kosan tidak elite sama sekali, bombay namanya. Berbicara, bercanda, berdiskusi, saling mengkritisi, saling memberi ide tumpah ruah di sana. Dari sanalah juga, puncak gunung slamet berhasil gw injak untuk pertama kali. ga ada yang ngalahin untuk tempat tinggal sementara terbaik.

bagaimana dengan sekarang ?

Meski menyesalkan diri sendiri, tidak ada yang mengikuti untuk bepergian ke gunung tertinggi, tak apalah, setidaknya kelompok diskusi masih ada, setidaknya bibir masih terucap untuk bisa didengarkan orang lain.
Meski rata-rata adalah anak kampus, yang lebih khusus lagi adalah anak kelas yang mencoba berperang dengan nilai SKS selama 4 tahun lebih, sepertinya kurang untuk tidak pergi berpetualang, setidaknya ada usaha untuk mencoba sekali saja. Entah itu ke gunung tertinggi, jeram terjal, lautan terdalam. Pernah dulu di coba ke pebukitan di Dieng, namun belum tersentuh perasaan ini seperti yang di katakan John Nash sebelumnya, yakni keberhasilan. Keberhasilan hanya terbagi bagi sebagian kecil orang, tak banyak. hanya dua orang. Merasakan esensi dan suara alam adalah keberhasilan kawan. Selamat bagi yang telah merasakan.

Moonpala, Kos Bombay. Dua hal yang berbeda, karakteristik masing-masing, bentuk perdulipun dengan cara masing-masing, tapi sama-sama satu rasa, satu semangat. Energi yang tlah tercurahkan, begitu besar gw rasakan. Terimakasih dengan kegiatan alamnya.





M E N Y E R A H

2 02 2011

Mimpi di Bulan Maret belum sepenuhnya menjadi abu …

Sebetulnya masih bisa, jika segala sesuatunya berjalan dengan konstan dan seirama seperti :

1. Pengajuan Diri Untuk Ujian Skripsi Normal : Tidak terlalu banyak hambatan, dosen baik Sekretaris Jurusan, Pembimbing, Penguji dalam keadaan yang FIT, dan TIDAK BERHALANGAN HADIR PADA WAKTU YANG TELAH DI JADWALKAN

2. Nilai Ujian Skripsi berjalan Normal : Administrasi Jurusan dalam kondisi yang FIT, dan TIDAK BERHALANGAN HADIR PADA WAKTU YANG TELAH DI JADWALKAN, serta dosen tidak lama-lama memberikan NILAI

3. Andaikan no 1-2 berjalan dengan baik, masih ada prosedural meminta tanda tangan di atas 4 buah skripsi hasil penjilidan, penjilidan saja memerlukan waktu 3 hari (PALING MURAH), dan KAJUR beserta dosen yang wajib menandatangani FIT, dan TIDAK BERHALANGAN HADIR.

4. Sertifikat Toefl : Meski Nilai sudah keluar, entah lulus atau tidak, tapi yang pasti proseural jadi tidaknya sertifikat sekiranya memerlukan waktu 2 hari , itu pun dalam kondisi pengelola LAB BAHASA FIT

5. Kesiapan cek transkrip akhir untuk Pendadaran : meski Slip SPP udah ada, tapi masih ada cetak foto dan tetek bengek lainnya, Cetak Foto aja, memerlukan waktu 4 jam kira-kira (kondisi tempat foto SEPI), Bapendik  memerlukan waktu verifikasi transkrip (TIDAK BISA DI PASTIKAN), meski bisa dipastikan (MASIH ADA YANG TIDAK BISA DI PASTIKAN – YAKNI ADA TIDAKNYA PD I di KAMPUS UNTUK MEMBUBUHI TTD).

6. oke, yakin bisa lulus MARET ini dengan kata lain harus Yudisium paling lambat tgl 21 Februari 2011, ini bisa terjadi jika KAPRODI DALAM KONDISI FIT DAN TIDAK BERHALANGAN ADA DI KAMPUS.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya revisi, banyak tidaknya masalah (INI DITUNTASKAN DENGAN BANYAK BERDOA SAJA).

—————————————***——————————————–

beberapa poin di atas, adalah faktor – faktor yang mempengaruhi deadline seseorang mahasiswa (FAKTOR X) dalam mentargetkan sesuatu UNTUK LULUS. Dan kiranya, bisa dianggap penting, agar mimpi-mimpi yang telah dibuat tidak menjadi berantakan akibat FAKTOR X tidak diperhatikan, mengingat dan menimbang aparatur yang ada di kampus ini terkadang sering menjengkelkan, dan seakan-akan sudah berkroni untuk melumpuhkan semangat mahasiswanya. Semoga saja tidak terjadi kepada semua teman-teman.

plan First, do Then

and don’t forget, always pray, so ALLAH will be in right us

keep struggle 😀

 





Sebut Namanya Sayang

31 12 2010

Hari ini 31 Desember 2010, mungkin banyak anak manusia yang berkorban untuk merelakan hari ini bersama keluarganya, bersama teman-temannya, bersama pasangannya, untuk larut dalam suasan kegembiraan akhir tahun namanya.

Mungkin hari ini hari yang romantis bagi seluruh manusia di bumi ini, mereka tertawa, bersama dengan dentuman api unggun yang memesona. Mereka keracunan kebahagiaan pada hari ini.

Tapi tidak dengan ku .

Izinkan aku memanggilmu dengan sebutan sayangku untuk tulisan ini saja.

Mungkin banyak kenangan di 4 bulan kemarin, banyak canda, tawa, haru, dan bahagia. Tapi mana yang dominan ? aku bahagia, kamu tertawa, kita bercanda, atau kita terharukan oleh suasana ? atau malah masing-masing dari kita ada yang dominan untuk satu bentuk rasa tersebut. Ke arah manakah ia ?

4 bulan mungkin waktu yang sangat pendek untuk mu sayangku, setelah kau pernah menyelami 7 tahun lamanya bersama orang yang dekat dengan mu dulu. Tapi 4 bulan itu , penuh kebahagiaan untuk ku, saat kau mmbangunkanku dari tidurku, saat kau mencoba untuk menggelar tawa bersamaku, saat kau coba untuk nikmati hari malam dengan sebatang jagung bakar dalam genggaman. Hanya itu yang perlu aku miliki sayangku, Tidak Lebih.

Kau masih muda, kau masih jelita, mungkin masih banyak yang menyukai dirimu, seluruh perhatian akan datang padamu. Bohong besar kau kekurangan perhatian dari keluarga, perhatian dari teman-teman. Wujud cinta kasih mereka (red-orang tua) itu berupa kamu tercukupi makannya, tercukupi biaya kuliahnya, tercukupinya kehidupan kamu, hingga kamu terhindar dari jebakan sebagai orang miskin. Betapa beruntungnya dirimu, masihkah kau meragukan perhatian mereka, hingga akhirnya kau memungut perhatian dari ku, seorang anak Jakarta, yang sudah asing dengan keberadaan Jakartanya.

Sungguh nelangsa nasib ku ini sayangku, ingin memadu kasih di 31 Desember, ingin memadu kasih di pelataran wisuda kelak.  Sungguh nelangsa, tapi aku masih memikirkan nelangsa mu sayangku, bagaimana KKN mu kelak , bagaiamana skripsi mu kelak. Mungkin aku cerita kisah ini hanya ke sebagian orang yang begitu dekat dengan ku, tapi kau mencoba mengikutiku dengan mencoba tanya sana-sini ke temanku, bukankah itu makin menyakitimu, dan makin membuat nelangsa dikirku. Tidakkah kau tau itu, kita ini sama-sama menyayangi, tapi tidak ada satu benang merah pada dirimu, meskipun aku telah menyediakan benang merah itu.

Sayangku, dunia ini cuma sementara, di dunia ini tidak ada yang mudah hanya seperti membalikkan kepalan tangan, begitu juga dengan cintaku ini. Tidak mudah untuk membuangnya, hati ini sudah terlalu hina oleh kaum mu mungkin, mungkin aku akan lebih memilih mengabdi kepada orang tua selama-lamanya kelak nanti.

Tapi aku masih bisa meralatnya suatu hari nanti, jika suatu hari nanti ada wanita yang mengerti keterbatasan pada diriku, berani untuk menjadi miskin, berani untuk menjadi wanita kuat di hari-harinya.

Ikan mu aku beri nama si-Dumdum dan si-Damdam, aku masih ingat status YM mu yang lucu itu, sebuah lagu dari Steven Coconutreez – Mati Rasa mengiringi tulisan ini untuk mu sayangku.

 





selamat jalan sobat [in memoriam heldy sofian]

7 12 2010

jam sudah pukuk 3:02 pagi 1 muharom 1423 H.

tulisan jemari yang lembur di malam hari, akan kegatelannya mengisi sebuah diary mayanya, diiringi oleh sebuah ingatan lama tentang ingatan di SMA.

Sosok kurus itu berdiri di sebelahku, sambil tersenyum saat sesi foto bersama buku tahunan sekolah menengah umum negeri 1 cisauk kelas tiga ipa 1. Tak lama ujian datang, serentak kita mengerjakannya, ada yang saling berbagi, ada yang saling tidak mengasihi. Dalam ingatan yang semakin terkikis, ku yakin engkau termasuk golongan yang pertama kawan.

Pengumuman datang, semua senang, berkunjunglah kita ke suatu rumah di belakang kantor pos Puspiptek. Mendengar pepatah-pepatah yang disampaikan oleh bapak empunya rumah, oh iya, aku ingat, itu kita baru tanda tangan sttb, dan lagi-lagi dasar kau, pintar sekali rupanya. Masih ingat untuk urusan yang satu ini, terkadang pelajaran yang sulit terus kau tempa agar semakin mengerti, beda sekali dengan temanku dari Lapan. 😀

Manusia-manusia muda penuh talenta dan orang tua telah memenuhi koridor-koridor ruangan di dalam sebuah gedung, entah apa namanya, aku sibuk, dan engkau pun sibuk, hari itu pelepasan smu negeri 1 cisauk angkatan 18. kita lulus, dan lagi-lagi kau duduk bersilakan dengkul di sebelah kiriku.

kawan!

ingat ga, itu pertemuan terakhir kita, pertemuan yang ga akan pernah terulang hingga kita bertemu di taman firdaus kelak.

seperti kata gie

“lebih baik mati muda, daripada mati tua”

kau sungguh beruntung kawan, dosa-dosa mu tak mungkin melebihi dosa kawan-kawan mu ini, dan ku harap saat musim hujan ini, hujan-hujan akan terus membasahi pusaramu, akan terus menyirami taman mu, sehingga kau bisa tidur tenang di alam sana. Tiba-tiba teringat nyanyian kemenanganmu saat memegang gitar seolah sedang didengarkan oleh kita bersama.

“dan mungkin bila nanti, kita kan bertemu lagi, satu pinta ku jangan kau coba tanyakan kembali, rasa yang kutinggal mati, seperti hari kemarin, saat semua disini”

dan kita tak akan bertanya, karena nasib, takdir hanya Allah yang menentukan, dan tentu saja seperti kata gie kembali, nasib paling beruntung adalah tidak untuk dilahirkan.

In memoriam Heldy Sofian

3 Juli 1988 – 2 Desember 2010

Nama Lengkap : Heldy Sofian

Nama Singkat : Ariel

Alamat : Komp. PTPN VII no. 78 Serpong, Tangerang