Pengobatan Mata Ikan

24 04 2015

Guys, saya lagi kena mata ikan nih, dan alhamdullilah dengan pengobatanplester yang dibeli secara 7000 doang, tuh mata ikan copot.

Nih guys plester setelah mengobati

image

Plester ini cari aja di google, plester mata ikan, merknya ga taudeh, tulisannya juga bahasa tiongkok gitu.
Proses kerjanyq gini.
1. Tempelin lengkung merah itu ke titik mata ikqn
2. Biarkan seharian, nih mata ikan yg saya alami, ada di telunjuk kiri
3. Pengalaman saya, kena air gpp, buat wudu masa ga kena iya kan
4. Aku sih ganti 2 hari sekali
5. Taraaa, copot deh itu mata ikan.

Nih mata ikan yg tertarik, sori agak disturb gambarnya yah guys.

image

image

image

image

Coppoooooooooot. Ga pake sakit, cuman diplester. Ini pengalaman kedua sukses.

Aku ga tau kenapa bisa di tumbuh 2 kali di tangan, padahal aku rajin cuci tangan pake sabun, aku juga ga maen kobokan got, padahal biasanya nongol di kaki kan. (*jijay aku aku)

So, daripada ngerasain penyakit memilukan ini, selain jaga kebersihan tangan kaki badan, jaga kesehatan dan kebugaran lain.

Salam

Struggle continuous





Want, Will, Well, Wealth. When?

22 04 2015

Hari ini Hari Bumi 22 April 2015. Hari yang disemangati oleh sebagian Manusia untuk menyadarkan betapa kecilnya dunia nya, dibandingkan dengan hasratnya. Pada awalnya sih emang disemangatinya hari tersebut bertujuan untuk penelitian terhadap bumi, tempat kita tinggal. Cuman diasosiasikan oleh kebanyakan Manusia untuk hari penyadaran bahwa bumi yang kita tinggal kini, tak lebih dari tempat buang hajat, tempat untuk saling melaknat.

Meski masih banyak sih Manusia yang menjadikannya untuk agar layak didiami keturunannya, melanjutkan tata norma kesusilaannya agar dicontoh oleh generasi berikutnya.

Kebayang gak sih, kalo Manusia di bumi kaya paragraf pertama, ga mau kan. Pernah ga sih lo kebayang? Panic in everywhere. Bahkan gw pernah baca, jaman imperialisme di Jerman atau negara skandinavia ya, ada prajurit niup terompet, orang orang pada panik dan merunduk. Sangkakala dikiranya. Semoga kita tidak menjadi bagian seperti orang-orang tersebut.

Pada dasarnya emang Manusia itu mau berserasi gak dengan dunianya? 4 kata pada judul coretan ini, mengibaratkan ketergantungan dunia dari Manusia yang sebetulnya tuh ujung-ujungnya untuk Manusia itu sendiri kok.

Pernah gak sih lo ingin (want) dunia ini beres semua? Atau lo ingin kehidupan lo lancar, tenang pikiran tenang tidur, tenang dalam pelukan? Pengen kan. Nah, kalo begitu lo mesti mensegerakan dan lakukan (will). Lo setup kemampuan pikiran selaraskan dengan tujuan, aksi serasi dengan norma-norma kehidupan.

Insya Allah, lo pasti well. Hidup akan jadi lebih baik, tutur ucap membaik, pola hidup membaik, raga membaik, dan lo tuh bakal semangat untuk terus berbuat baik. Konsisten dengan fokus kita,  kebaikan dalam hidup akan menambah 1, 2, 100, 1000 dan lebih nilai kehidupan kita. Sehat ya kalo begini kitanya pasti.

Pekerjaan lo membaik, lo disenangi banyak orang, ujung-ujungnya kemakmuran (wealth) yang lo dapat. Meski bukan dalam rupiah, atau alat ukur kemashyuran dunia lainnya, minimal dan seenggaknya, Manusia lain akan mendoakan dirimu untuk sejahtera, bahagia, dan bersahaja. Ya paling minim lagi adalah, hati lo makmur.

Masih mau jadi Manusia yang gak etis memperlakukan dunia dan isinya

?

Kalo udah bilang enggak, mau mulai Kapan (when) ?

Mengutip Abah Iwan sekali lagi, mengapa beliau gemar dan ketagihan mendaki gunung?

“Orang tua kita menyampaikan bahwa, kalau kita bergaul dengan orang-orang jahat kecenderungan untuk menjadi jahat akan timbul, dan bila kita bergaul dengan orang-orang baik kecenderungan untuk menjadi baik lebih terbuka.
Konon katanya pohon-pohon di hutan dan gunung-gunung bertasbih dengan khidmat kepada Yang Maha Kuasa, siapa tahu dengan menzarahi dan bergaul dengannya kita terbawa untuk itu. sungguh sulit untuk menerangkan rasa manis gula, kecuali mempersilahkan.”

Mari!

Struggle continuous





Belajar dari yang Tua

24 03 2015

Hari ini datang ke kantor dengan semangat 45, hari ini musti TENG GO. Gimana gak ya kan, cuti di hari jumat ibarat harga premium kembali jadi Rp 2500. Hehe.

Eh iya, gw termasuk orang yang sangat sadar, hari ini kebutuhan barang pokok muahaaaalll. Beras ga pake pemutih (baca : beras pulen sehat) seliternya aja 11rb di wilayah Cilegon, premium kembali naik jadi Rp 6.900, yang gue saat ini mampu isi hanya Rp 70.000 alias 10 liter kembalian serebu, harga bawang goreng Palu, setengah kilo aja Rp 150.000. Weleh weleh. Tapi gimana ya, gue coblos No. 2 kemaren dan sekarang gue lagi nikmatin perubahan kantong yang cepet berasa kempes. Bayangin aja, kemaren sempet banget pengen beli gorengan, dan harganya 1 cuman seribu. 😦

Tapi, gue masih believe, walau agak dan menjurus makin gak peduli malah hampir menyesali “bukan kenapa saya coblos dia, tapi lebih kenapa saya coblos atau ikutan demokrasi akbar itu”, ke believe-an ini didasari 2019 masih lama, beberapa target ukurannya pas (cth:perikanan dan kelautan), dan semakin luasnya sistem transparansi (cth: DKI, e-budgeting, Kota Bandung, Kota Surabaya, Badan-Badan Volunteer). Setidaknya masih ada daya dukung dari government tingkat sektoral, dan ada wujud kreatif anak bangsa contohnya batu akik. Deeeuh dikit banget ya yang menyokong.

Apalah itu, tadi gue diingetin ama orang tua, Pak Mamat namanya, tukang sate keliling di lingkungan gue ini, umurnya 85, tapi masih kuat dan mantap kipas kipas satenya, dan dorong gerobaknya yang gue yakin berat. Pak Mamat ini bercerita sambil kipas-kipas sate, beginilah ceritanya:

Gue: “gak mangkal pak?”
PM : “kalo mangkal ada mas, di sebelah apotik depan yang jaga anak, saya umur 85 mas, alhamdulillah masih kuat jualan sendiri, hitung hitung olahraga”
Gue: “widih mantap pak, ngerokok ga pak?”
PM : “sudah berhenti 2 tahun lalu, kopi rokok stop”
Gue: “umur 83 masih ngerokok, masih mantap ya pak kibasan satenya?”
PM : “Mas, tak kasih resepnya, SENENG kuncinya”
Gue: “kalo kerjaan bikin ga SENENG gimana?”
PM : “itu namanya ujian bersyukur”
“Nih mas, saya dan tetangga jarak rumah ga sampe 3 meter, tetangga sebelah motor ada 2 alhamdulillah saya ikut seneng, eh kemarin nambah 1 yang besar bagus lagi, saya malah seneng bukan sirik mas, sapa tau bisa di ajak ke depan gratis kan, saya malah doain biar dia bisa beli mobil, siapa tau bisa diajak jalan-jalan kan” (degdegdeg hati gue)
Gue: ” hmmm, wih satenya besar banget pak?”
PM : “ya saya beda mas ama tukang sate lainnya, saya ini seringnya dipake buat kawinan, malah saya sendiri bingung ama pelanggan saya, kadang kadang manggil MAAAT, sambil lalu”
Gue: “pak, anak berapa?”
PM : “2 mas, perempuan semua, satu di bekasi, suaminya di pertamina.”
Gue: “alhamdulillah y pak”
PM :”yang penting seneng mas, kakak saya perempuan umur 95, masih kuat, jualan sate juga, tapi dia mangkal”
Gue: “eh iya pak?”

Gue akhiri obrolan ini, dengan ambil sate yang gede gede tadi sambil bayar. Gue lalu, dan dia masih bilang “Disenengin aja mas”.

Besok kalo dia lewat lagi gue akan kupas lebih.
Moril malam ini, mau gimana keadaan kamu, selama kamu nikmatin dan senengin, bersyukur dengan keadaan, dan biarkan orang lain lebih senang dari kamu seraya kamu doakan kebahagiaan dia, niscaya kamu telah lebih bahagia dari mereka.

Salam, keep struggle.





malam berlalu dengan sebuah satu kelam

7 12 2010

Sebuah flashdisk berisi 8 Gb sudah disiapkan, mencoba untuk mengcopy sebuah soft copy file.iso dari kelptop teman, sebuah permainan yang bisa menghilangkan sebuah malam kelam ini , kembali sekali lagi.

Entah sudah berapa de jave seperti itu terjadi lagi, saat kesunyian kadang sering menghidupi jiwa-jiwa yang tenang, jiwa-jiwa yang tengah dirundung kebahagiaan, seakan seperti sebuah pasangan yang tak mau dilepas, dan kesunyian selalu mengganggu yang namanya kegembiraan.

berita duka, berita dari kawan di tempat kelahiran, berita masa depan yang tak kunjung selesai hingga bulan ini, ditambah dengan kerut dahi dari sang belahan hati, seakan menambah beban berat ini.

Awal desember yang cukup berat, lebih berat dari akhir november yang hanya sebatas pada keterbatasan materi. Mengapa harus seperti ini lagi, saat  perjuangan menuntaskan tugas akhir kian menjelma bagaikan melawan atmosfir, mengapa kerut muka mu terpancar lagi, kelesuanmu menanggapi isi perkataanku.

Habis sudah sebelas lembar dari bab IV ini di tuliskan, habis sudah semangat untuk menorehkan tinta-tintanya kembali, saat isi dari jejaring maya mengingatkan kembali kepada sebuah kenangan yang tak bisa kulupakan akan sebuah sosok teman yang sudah berpulang, mengapa engkau kembali seperti ini? dengan kecuekan dan ketidakpedulian yang sebetulnya aku tidak inginkan.

Jalan raya di depan masih basah, dengan bau-bau khas hujan yang menyengat, seperti apa yang kamu senangi, mengingatkan kembali dengan permulaan saat kita tak saling pandang, tak saling memegang. sehingga mulut ini seperti ingin bertanya kembali seperti apa yang ditanyakan di kedai nasi goreng tadi ! kenapa sih kamu ?

semua bisa curiga, aku dan kamu manusia biasa, tak apa-apa , justru itu yang bisa membuat kita dipandang normal, tapi setidaknya bila mimpi ku ini terwujud di bulan ini, sangat tak diperlukan kejadian yang membuat kita saling curiga. yang ada sekarang ada hanya ketakutan, ketakutan kehilangan pegangan, antara kendali bertugas akhir-riaan dengan sebuah rangkaian jabatan tangan.





Saya Punya Cerita

30 09 2010

I got inspire tonight
to write something about fire, about life, about struggle, and about love
it can be explained and unexplained
about a moment which bringing me into the smile’s world, and absurd thing (depe said 1:54 am)

Kita semua memang beda, tak ada yang sama.
Kita semua memang beda rupa,
ada yang legam, dan ada yang terang
tak semua legam itu kusam
tak semua terang itu cerah
legam dapat belajar tentang kesabaran
terang dapat belajar tentang kekuatan
kombinasi yang sempurna
untuk mencoba kesempurnaan
menyusun hirarki hidup dalam jiwa yang tenang
bernama kedamaian

(i write this poem’s after watching american history x, a good film today for me)

Berbagi cerita, itulah harapan saya. Dengan berbagi cerita kita dapat memberi hal positif untuk orang lain yang mendengarkannya.

Semua berawal dari api, api yang membara dalam onggokan kayu-kayu yang terbakar, disana ada kedamaian, teman-teman saling berbagi kopi bersama, saling berbagi cerita bersama. Meskipun hanya dalam igauan, tapi semua tetap mendengarkan, semua tetap saling berjabat tangan, dalam sebuah kerinduan akan sebuah persahabatan, dalam sebuah cerita yang akan selalu di kenang.

Om Bob Marley pernah bercerita dalam lagunya, redemption song, sebuah lagu pengorbanan diri, sebuah lagu hebat dalam sejarah bumi ini. Mengajarkan kita tentang nilai-nilai manusia sejati, manusia yang saling menghargai untuk kebebasan masing-masing.

Perjuangan sejati berawak dari mimpi, dan mimpi dan harapan itu terwujud dalam mahatama api unggun dan belantara hutan, dalam sebuah semai kerinduan yang mendalam akan berpetualang. Rimba raya telah membawa kehidupan ini untuk tidak secepatnya bersandar dalam labuhannya, tetapi ingin terus berbelantara melawan deburan ombak, dan angin kencang. Melawan segi-segi kehidupan yang tidak beradab, melawan semua rasa takut yang masih dirasakan oleh manusia lain, mencoba untuk saling mengerti dan saling belajar, dan semua itu hanya bisa dilakukan jika ada orang lain yang menemani, khusus bagi saya , yang menemani itu adalah wanita.

Dalam lamunan api unggun itu, harapan tercipta, membawa seluruh jiwa untuk berandai-andai, untuk melakukan kenangan berikutnya, entah kapan ! itulah hidup, kawan ! lalui saja seperti air, yang terpenting tidak berhenti bermimpi, karena pada kenyataannya semua adalah nol, selalu menjadi nol, dan berharap dapat menjadi angka 10 suatu hari kelak.

If you have dream, you can do it (masih terngiang-ngiang ucapan walt disney ini) , sungguh spektakuler, dan wajah – wajah manis ini terus berputar dalam impian saya malam ini, sebuah malam yang biasa aja, tapi tak biasa sepertinya, malam yang tenang, malam yang tak mengeluarkan sinarnya dalam rembulan, tetapi sejatinya pantulan matahari telah menyinari bagian wajahnya, dalam sinaran hidupnya.