Merasa Terbodohi, atau Salah Pilih (ah lagi lagi urusan kerjan tak usai usai)

25 04 2015

Hari ini aku merasa sebagai orang terbodoh se-dunia, bagaimana bisa gue ngelolosin kandidat menjadi karyawan aktif, yang keaktifannya hanya hitungan jari. 12 hari. Ckckc.

Seharusnya 15 hari, namun 2 hari izin dikarenakan sakit, 1 hari proses pelengkapan berkas. Bukan tanpa proses yang mudah kalo gw pikir pikir untuk ngisi fungsi kerja yang lowong ini. Proses interview berjalan baik, pertanyaan mendalam bisa teratasi, dari segi komunikasi sudah barang pasti, dengan sertifikat ketua humas sebuah acara HIMA perguruan tinggi terfavorit di negeri ini pernah di daulatnya.

Proses psikotest pun, kami sebagai user disarankan oleh tim penguji, dan medcheck nya pun FIT. Entah kenapa kegalauan gw dimulai hari ini di Jumat, dimana biasanya hari kesabaran lain memang ada selain hari Senin.

Dia izin pulang, karena mengantuk

di pukul 09.30, dimana jam kerja baru berlangsung 1 jam.

Ga tau gue musti pasang emot kaya gimana.

13 hari, 104 jam aktivitas, proses training seperti di bawah ini:
1. Hari ke 1 dan 2: lebih terlibat dalam pengenalan proses kerja (ybs menunjukkan tanda-tanda “agar memahami, aku harus menulis, tapi gemar memainkan asusnya dg wa nya)
2. Hari ke 2 dan 3: ijin sakit (info ysb, 1 rumah sakit semua)
3. Hari ke 4: training singkat produk (ada kendala, bau badan terhempas, masih sibuk dengan asusnya)
4. Hari ke 5: training proses alur (ybs menunjukkan upaya besar, membuat alur diagram di MS. Word, beserta diagram alirnya, kami perhatikan baju yang digunakan adalah sama dengan yang kemarin, asus sudah disimpan setelah diingatkan)
5. Hari ke 6: training tera (ybs sudah tidak menulis seperti biasa, menunjukkan rasa kantuk, dan sesekali gelisah kesana kemari)
6. Hari ke 7: percobaan tanpa pengawaaan untuk tera (ybs bertanya bagian mana yang harus dikerjakan, bau badan masih sama, catatan sudah mulai usang)
7. Hari ke 8: Training hitungan, prosedural (ybs terlihat tidak menyerap, membaca pun terlihat sulit, seperti kantuk berat)
8. Hari ke 9: Review 8 hari pertama (blas, ybs tampak kesulitan)
9. Hari ke 10: Coaching dan Re-training, (komunikasi makin ngelantur, makin mengantuk, bahkan saat diberikan contoh pekerjaan inti yang ada limited time nya tertidur)
10. Hari ke 11: Praktek, ybs request praktek, karena theory terus (ybs sering diperhatikan meracau, menopang dagu, menutup mata, gelisah keluar masuk ruangan)
11. Hari ke 12: Praktek lagi (keluar masuk ruangan sudah diketahui, ybs berkomunikasi dengan sms kini, entah dg siapa, saya sudah mengetesnya, meng-sms-nya, kemudian dia keluar ruangan, ybs terlalu manja untuk seukuran umurnya, memintakan di bukakan pintu oleh tim lainnya, 2 hari berturut-turut)
12. Hari ke 13: Praktek pekerjaan inti (gelisah karena mengantuk, menyeracau, dan kejadian itu terjadi)

Meminta ijin pulang dikarenakan mengantuk

Gw: “memang tidur jam berapa?”
Ybs :”jam 7 malam, sepulang dari sini”
Gw: “kok bisa ngantuk tapi jam segini, masih pagi ini”
Ybs: “saya ga tau mas, saya pernah kaya gini juga, cuman ini kambuh lagi, saya ga tau, ini knp ngantuk sekali” *oktan tinggi
Gw: “lah yang tau badan kamu kan kamu sendiri, jangan jangan kamu sakit?”
Ybs: “enggak mas, saya ga sakit, mata saya berat banget, udah ya mas saya izin pulang”
Gw: “saya ga ada kewenangan, sana hadap ke pimpinan”
Ybs: “Bu, saya izin yah?”
Bos: “cuitijsjsidiekejslkdhegq *hampir sama laah
Ybs:” ok ya saya izin dulu”
Gw: “heh, entar dulu (saya ga mendengar ada izin dr pimpinan), elo ngantuk apa ngantuk dibuat buat, elo ngantuk sekai kali gpp, tiap hari gimana, dari kemaren ngantuk aja”
Ybs: “ya saya tau ga mas, ngantuk ini dateng terus”
Gw: “ya, gw juga jadi bingung, kalo gini terus, ga mungkin kan saya harus cek sampai ortu kamu”
Ybs: “ya terserah mas deh, gimananya? Saya nya izin dulu ya, sapa tau senin udh baikan”
Gw: *sambil ketawa ngeliatin gesture, raut muka “heh mas, yakin senen bisa? saya ga yakin, kamu seperti ini udh berapa hari, jika tidak sanggup tidak apa, katakan dalam tulisan”
Ybs: “oke deh, mungkin saya nya jg ga cocok, nanti coba ya, saya pulang dulu”

Berlalu

Malam hari gw coba cek beberapa website, dengan mencari contoh penyakit ciri-ciri meracau tidak jelas, tidak stabil emosi, mudah ngantuk, gelisah, kurang menjaga kebersihan, kurang minum air

Hasilnya ada 3:
1. Meningitis
2. Sapi gila
3. Sindrom kelelahan akut atau mudah mengantuk

Penjelasan dan pengerucutan yang mendekati:
1. Ybs ga ada tanda tanda ruam merah seperti di meningitis, tapi kaku kuduk bisa jadi, karena hampir sebagian besar waktu duduknya di habiskan dengan menopang dagu, demam tinggi di hari ke dua kerja tiba tiba panas banget bisa juga ke arah meningitis, pusing berat berhari hari pun tidak menurut dia, hanya pada saat demam itu saja.
2. Sapi gila, kayaknya sih ga mungkin, gejalanya kan tidak peduli akan kebersihan badannya, apatis, mudah marah, pelupa dan bingung. Beberapa penderita merasakan mudah lelah, mengantuk, tidak bisa tidur atau kelainan tidur lainnya. Kemudian gejala-gejalanya dipercepat, biasanya jauh lebih cepat dari pada penyakit Alzheimer, sampai penderita betul-betul pikun. Tapi kata sumber, Indonesia sudah bebas penyakit ini. Hampir mendekati sangat, bingung, mudah ngantuk, tidak stabil emosi, meracau tidak jelas. Tapi udah bebas kan di Indonesia ga ada, ga mungkin lah ya.
3. Mungkin selama ini ybs, berbohong, tidur panjang tapi mengantuk di keesokan paginya, tapi mudah mengantuk atau hypersomnia adalah penyebab salah 1 sindrom ini, bisa jadi dan sangat masuk akal, dari sumber ini, dehidrasi dan kurangnya minum adalah satu dua faktor lain sindrom ini.

Ah entahlah, ga biasa saya bahas unsur klinis, anjurkan saja ya ke orang tua nya untuk di cek up medis, berbahaya, karena ketiga penyakit ini menyebabkan kematian.

Saya juga ga bisa menggaransi, ybs senin esok akan tidak datang. We’ll see. Yang saya tahu, ketiga penyakit ini terangkum dalam 2 kata, gangguan syaraf. Yang berujung instabilitas emosional. Saya yakin, ybs mengkonsumsi obat, entah terlarang, atau depressan, kita anggap dia jujur, bisa jadi pagi minum obat, akhirnya mengantuk, atau memang ini penyakit yang inkubasinya lama, baru terjadi efek sekarang, karena dahulu menurut penjelasan ybs diatas, pernah terjadi. Wallahu alam.

Sudah saatnya proses rekrutmen itu tidak hanya seputar wawancara yang ingin tahu positif negatif, semangat atau tertekan, jujur atau tidak, juga tidak hanya dengan lihat psikotest yang merencanakan raihan potensi semata, atau medical checkup yang hanya one day result afternoon.

Sudah saatnya, potensi akademik, mengetes juga potensi kejiwaan seseorang, potensi penyakit turunan, standar interview pun tidak hanya di ruangan bebas bicara, tapi family interview sepertinya sudah saatnya untuk kita gencarkan.

Daoakan saya ya yang harus menggebuk diri lagi ntar di hari senin. Happy weekend.

Salam

Struggle continuous





Misuh Jabatan

14 01 2015

8 jam sehari sudah pasti untuk manusia kantoran bertemu manusia kantoran lainnya. It means, sepertiga hari kamu bersama orang orang yang sibuk mengerjakan job descriptionnya. Dalam sebulan ada peluang 22 hari kerja, dan jika diterjemahkan kamu punya kesibukan yang sama dari hari ke hari 176 jam sebulan atau 2112 jam setahun. Bayangkan!

Kita kerucuti kembali permasalahan diatas, kalian membutuhkan tingkat istirahat standar sebanyak 8 jam, berarti sisanya 8 jam kalian sibukkan dengan istri, anak, atau keluarga.

Nah berarti bisa kita kelompokkin kan dalam bagian gini :

image

Coba kalian bayangkan irisannya aja rata kan? Tapi apa coba yang dominan makan irisan lebih, hayo hayo pikir !

KERJAAN!

Kenapa coba ?

1. Load kerjaan numpuk
2. Bos ngamuk-ngamuk
3. Dateng audit
4. Bos besar kunjungan
5. Komputer ngadat
6. Trainingin staf
7. Masih banyakkkk….

Gila ya segitu banyaknya bisa ngereduce waktu lo istirahat, waktu kalian untuk sharing, waktu kalian untuk joging, dan sebagainya.

Nah parahnya lagi, dari yang sekian kian point di atas di rigidin labi misal.
1. Kerjaan ga kelar kelar gara gara ada salah proses, akhirnya misuh misuh
2. Ngamuk ngamuk sampe misuh misuh di timeline path, atau bbm
3. Banyak temuan paraah
4. Kunjungan dadakan yang bikin sakit perut
5. Komputer ngebul kepanasan ac rusak kerjaan ga kelar2
6. Susah benerin di ajarin ddaaah.

Nah masih bisa di rigidin lagi ga tuh ya, kayaknya sih masih.
Intinya gini kawan struggles, 8 jam kita di kantor kan di tentukan oleh 2 pilihan aja nih: mau bener, atau mau cari tau dari ga tau. Tapi ternyata, perlu juga dukungan dari atasan dong. Atasan di angkat untuk memanajerial waktu, proses antar kerja, dan tukang pantau.

Nah gimana ceritanya jika cuman misuh-misuh, yang ternyata makan 8 jam lingkaran lo sendiri. Lagi pengen having fun, eh keliatan misuh misuh dia. Lagi pengen ngemil asik sambil buka timeline, eh nongol dia.

Karena dia udah ambil 8 jam kita, makanya bisa di bilang, ya kali emang kerjaan mulu.
Coba jangan misuh misuh dulu, kerja kan cari uang, kalo ada kesalahan kan pasti di tata ulang, siapa juga yang mau ilang uang. Gitu aja ya kan.

Nah…





Lupa, Alpa, Sengaja

23 01 2014

Malem temen struggle, kali ini gue masih mau berkeluh kesah, karena cuman disini tempat terbaik untuk ngasih unek unek enek, imaji gue doang yg ngomong gitu.

Jadi gini ceritanya, banyak orang dalam dunia pekerjaan melakukan 3 hal seperti judul postingan ini yang menurut gue ga baik untuk dipelihara, mungkin ini adalah beberapa tipe asal kerja.

Yang pertama, Lupa. Hmm, mungkin kawan struggle, pada taulah alasan klasik paling banyak yg di omongin pertama. “Pak, saya lupa”. Nah tipe begini kalo nadanya rendah, trus kalo berani eye contact ini orang beneran lupa, jadi kalo berhadapan ama orang begini, gue akan coba install flashdisk 16gb di otaknya, atau tempelin post it di kepalanya. Orang yang tipe pelupa gini, kalo gue treatmentnya dengan coba maintain 1-3 kali. Maintain pertama, ajarin ulang. Maintain kedua, trial error. Maintain ketiga, simulasi. Kalo ga mempan, SP 1 aja, berarti emang ada masalah dari dalam dirinya yang perlu dibenerin. Kalo perlu ambil alih dulu kerjaannya, biar ngebatin anaknya dulu.

Yang kedua, Alpa. Atau dalam bahasa gue alpa ini adalah ga sengaja. 2 hal sebabnya: Bener bener ga tau, dan coba-coba. Nah yang begini yang paling disebelin adalah ketika dia udh pernah jalanin proses yang sama 1-5 kali dlm seminggu yang artinya rutinitas dan masi bilang ga tau. Yang begini enaknya digebok ama bola kasti. Dan yang paling ngeselin, nambah kao dia coba – coba, dan setelah ke trap salah, nyengar – nyengir ga karuan. Nah, temen struggle bakal ngapain nih ?? Orang begini treatment-nya adalah dengan di elus, trus di olesin sambel ke matanya, #eh, penyiksaan deng. Caranya gini kalo gue,  emang harus sabar ngadepin yang beginian, bagi gue coba coba adalah bagian dari dirinya bahwa dia pengen tau, dan ga tau adalah bagian dirinya yang pengen terus tau (atau dalam istilah lain lo positive thinking aja bahwa dia akhirnya tau dan ga Alpa lagi). Gw masi bisa berpositive dengan ni orang, tapi emang kita dibayar lebih untuk bersabar kan? 🙂

Yang ketiga, ehmmm, Sengaja. Sungguh berduka kalo berhadapan dengan orang yang begini, betapa menyedihkan kenapa Tuhan menciptakannya. Sengaja ini bisa diakibatkan akibat kepemilikan sifat cuek akut, kebodohan akut, dan mental kacrut. Dengan gilanya, lo akan berhadapan dengan orang ini ketika kita nanya, “mana reportnya?” Dijawab: “ga buat, kan ga ada”. Tampangnya datar, ga eye contact, sambil jalan pelan keluyur pulang. Gw pengen beli tongkat polisi kalo berhadapan ama orang begini. Ya ampun sabar sabar. Orang begini gw ga tau treatmentnya, di kasi SP bakal tambah cuek, dikasi warning kagak ngaruh2 amat. Mirip anak sultan kan, kalo begitu coba aja treatmentnya dengan kasi tau, ada 1000 pelamar yang kemaren test dan pengen di posisi kamu, dan bisa kapan aja lo di replace ama seseorang.

For every type, work is like a game. Your choose to live, or choosen to die. Enjoy your console or not.

Sekian mungkin info ngeluyurnya cukup.
Malam.

Keep struggle