Want, Will, Well, Wealth. When?

22 04 2015

Hari ini Hari Bumi 22 April 2015. Hari yang disemangati oleh sebagian Manusia untuk menyadarkan betapa kecilnya dunia nya, dibandingkan dengan hasratnya. Pada awalnya sih emang disemangatinya hari tersebut bertujuan untuk penelitian terhadap bumi, tempat kita tinggal. Cuman diasosiasikan oleh kebanyakan Manusia untuk hari penyadaran bahwa bumi yang kita tinggal kini, tak lebih dari tempat buang hajat, tempat untuk saling melaknat.

Meski masih banyak sih Manusia yang menjadikannya untuk agar layak didiami keturunannya, melanjutkan tata norma kesusilaannya agar dicontoh oleh generasi berikutnya.

Kebayang gak sih, kalo Manusia di bumi kaya paragraf pertama, ga mau kan. Pernah ga sih lo kebayang? Panic in everywhere. Bahkan gw pernah baca, jaman imperialisme di Jerman atau negara skandinavia ya, ada prajurit niup terompet, orang orang pada panik dan merunduk. Sangkakala dikiranya. Semoga kita tidak menjadi bagian seperti orang-orang tersebut.

Pada dasarnya emang Manusia itu mau berserasi gak dengan dunianya? 4 kata pada judul coretan ini, mengibaratkan ketergantungan dunia dari Manusia yang sebetulnya tuh ujung-ujungnya untuk Manusia itu sendiri kok.

Pernah gak sih lo ingin (want) dunia ini beres semua? Atau lo ingin kehidupan lo lancar, tenang pikiran tenang tidur, tenang dalam pelukan? Pengen kan. Nah, kalo begitu lo mesti mensegerakan dan lakukan (will). Lo setup kemampuan pikiran selaraskan dengan tujuan, aksi serasi dengan norma-norma kehidupan.

Insya Allah, lo pasti well. Hidup akan jadi lebih baik, tutur ucap membaik, pola hidup membaik, raga membaik, dan lo tuh bakal semangat untuk terus berbuat baik. Konsisten dengan fokus kita,  kebaikan dalam hidup akan menambah 1, 2, 100, 1000 dan lebih nilai kehidupan kita. Sehat ya kalo begini kitanya pasti.

Pekerjaan lo membaik, lo disenangi banyak orang, ujung-ujungnya kemakmuran (wealth) yang lo dapat. Meski bukan dalam rupiah, atau alat ukur kemashyuran dunia lainnya, minimal dan seenggaknya, Manusia lain akan mendoakan dirimu untuk sejahtera, bahagia, dan bersahaja. Ya paling minim lagi adalah, hati lo makmur.

Masih mau jadi Manusia yang gak etis memperlakukan dunia dan isinya

?

Kalo udah bilang enggak, mau mulai Kapan (when) ?

Mengutip Abah Iwan sekali lagi, mengapa beliau gemar dan ketagihan mendaki gunung?

“Orang tua kita menyampaikan bahwa, kalau kita bergaul dengan orang-orang jahat kecenderungan untuk menjadi jahat akan timbul, dan bila kita bergaul dengan orang-orang baik kecenderungan untuk menjadi baik lebih terbuka.
Konon katanya pohon-pohon di hutan dan gunung-gunung bertasbih dengan khidmat kepada Yang Maha Kuasa, siapa tahu dengan menzarahi dan bergaul dengannya kita terbawa untuk itu. sungguh sulit untuk menerangkan rasa manis gula, kecuali mempersilahkan.”

Mari!

Struggle continuous