KURS di INDONESIA: MEKANISME DAN DAMPAKNYA

10 05 2010

I. Pendahuluan

Setiap implementasi dari kebijakan ekonomi makro, lebih khusus dalam pengambilan kebijakan ekonomi moneter, dihadapkan pada kasus yang terjadi di masyarakat. Peran pemerintah, dalam hal ini sebagai decision maker sangat penting untuk dapat mensejahterahkan masyarkatnya. Pemerintah melalui otoritas moneter di Indonesia yakni Bank Indonesia (BI), membuat suatu kajian untuk dapat mengatur dinamika dalam perekonomian di Indonesia untuk dapat menghadapi suatu permasalahan global. Contoh: krisis moneter. Pada tahun 1997-1998, di dunia ini telah terjadi semacam resesi. Hal ini berdampak pada perekonomian di Indonesia, pada saat itu yang masih teringat dalam ingatan kita adalah jatuhnya nilai kurs rupiah terhadap sejumlah mata uang asing. Untuk itu dalam paper ini akan membahas kurs dalam mekanismenya dan dampaknya. Adapun data dalam paper ini, penulis mendapatkan berbagai data dan kutipan dari bermacam-macam laman web

II. Sejarah Kurs di Indonesia

  1. Sistem Nilai Tukar Tetap (1971 – Maret 1983)
  2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali scr ketat

(April 1983 – Sep 1986)

  1. Sistem Nilai Tukar Mengambang Fleksible

(Sep. 1986 – Agt. 1997)

  1. Sistem Nilai Tukar Mengambang bebas

(14 Agustus 1997)

III. Kurs

Kurs (Exchange Rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan  perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah sering disebut dengan kurs (exchange rate). Nilai tukar biasanya berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa depresiasi dan apresiasi. Pada dasarnya terdapat lima jenis system kurs utama yang berlaku (Kuncoro,1996:27) yaitu: sistem kurs mengambang (floatingexchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs), sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate).

Dalam sistem perdagangan, kurs mata uang dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang. jadi kurs menunjukkan harga suatu mata uang jika dituliskan dengan mata uang lain. Saat membaca kurs, ada dua hal yang harus selalu diingat yaitu mata uang yang ditulis pertama merupkan mata uang dasar (base currency) dan nilai base currency adalah sebesar 1 (satu). Contoh, kurs USD/JPY 120.01 berarti satu USD setara dengan 120.01 JPY. Dalam prakteknya kurs mengalami pergeseran dan fluktuasi. Pergeseran kurs adalah akibat adanya beberapa faktor ekonomi dan non ekonomi (Triyono, 2008). Fluktuasi kurs adalah pergeseran kurs yang sangat ekstrim.

IV. Peranan Bank Indonesia

Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa setiap awal tahun mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai dengan amanat Undang-Undang

Berdasarkan undang-undang republik indonesia nomor 3 tahun 2004 tentang

perubahan atas undang-undang republik indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang bank Indonesia. Pada pasal 10, Bank Indonesia berwenang:

  1. menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi;
  2. melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada:
    1. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
    2. penetapan tingkat diskonto;
    3. penetapan cadangan wajib minimum;
    4. pengaturan kredit atau pembiayaan.

Dalam peranannya sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia membuat suatu inflation targeting dengan cara mentapkan sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2008 – 2010, masing-masing sebesar 5,0%, 4,5%, dan 4,0% dengan deviasi ±1%. Namun demikian, berdasarkan perkembangan terkini, Bank Indonesia mengusulkan kepada Pemerintah tentang perubahan sasaran inflasi 2010-2012 menjadi sebesar 5% ± 1%, 5% ± 1%, dan 4,5% ± 1.

Pada kebijakan implementasi kurs yang digunakan di Indonesia, BI telah melakukan berbagai cara yakni :

  1. Periode Sistem Nilai Tukar Tetap dan Sistem Nilai Tukar Mengambang Ketat:
    1. Nopember 1978 dari Rp425 per dolar menjadi Rp625 per dolar
    2. Maret 1983 dari Rp625 per dolar menjadi Rp825 per dolar
    3. September 1986 dari Rp1134 per dolar menjadi Rp1644 per dolar
    4. Periode Sistem Nilai Tukar mengambang Fleksibel:

Bank Indonesia melakukan 8 kali pelebaran pita intervensi yaitu

  1. September 1992 dari Rp6 (0,25%) menjadi Rp10(0,50%)
  2. Januari 1994 dari Rp10 (0,50%) menjadi Rp20 (1%)
  3. September 1994 dari Rp20 (1%) menjadi Rp30 (1,5%)
  4. Mei 1995 dari Rp30 (1,5%) menjadi Rp44 (2%)
  5. Desember 1995 dari Rp44 (2%) menjadi Rp66 (3%)
  6. Juni 1996 dari Rp66 (3%) menjadi Rp118 (5%)
  7. September 1996 dari Rp118 (5%) menjadi Rp192 (8%)
  8. Juli 1997 dari Rp192 (8%) menjadi Rp304 (12%)

Selain itu dalam periode nilai tukar mengambang flexible ini Bank Indonesia: Setiap hari mengeluarkan nilai tukar (kurs) tengah harian, dan melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga agar nilai tukar bergerak dalam koridor yang telah ditetapkan.

V. Mekanisme dan Dampaknya

Pergerakan kurs dibentuk oleh beberapa faktor-faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi, diantaranya: suku bunga, jumlah uang beredar, dan neraca pembayaran (faktor-faktor ekonomi), dan keamanan, keadaan politik, tingkat korupsi, serta lain-lain (faktor-faktor non ekonomi). Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996:129),  Akibatnya timbul depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang domestik menjadi lebih murah bagi pihak luar negeri. Sedang apresiasi rupiah terhadap dollar AS adalah kenaikan rupiah terhadap dollar AS. Apresiasi mata uang suatu negara membuat harga barangbarang domestik menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri (Sukirno, 1981:297).

Dinamisasi dari pergerakan kurs dan flukutasinya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Jika kita lihat pergeseran kurs rupiah terhadap dollar amerika dari 1 januari 2010 hingga 9 Mei 20010 terjadi fluktuasi pada awal bulan Mei. Salah satu faktornya adalah imbas dari pemberitaan dalam negeri terhadap pemunduran jabatan Sri Mulyani dari Menteri Keuangan menjadi Managing Director Bank Dunia.Dunia investor panik sehingga menarik sejumlah investasinya didalam negeri. Ketidakpercayaan investor, terutama investor asing akhirnya membawa fluktuasi terhadap depresiasi kurs rupiah itu sendiri.

Pada hakekatnya fluktuasi kurs mata uang tidak perlu terjadi kalau sistem moneter internasional menggunakan mata uang tunggal, misalnya dengan menggunakan standar emas dan atau perak dan atau perunggu. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam  memegang uang, selain faktor-faktor yang lain seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Kondisi ini didukung oleb laju inflasi yang meningkat tajam dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional.

Fluktuasi kurs menjadi sangat menganggu dalam dunia perdagangan internasional, karena harus menggunakan standar kurs yang tepat agar tidak terjadi kerugian bagi pengespor atau pengimpor. Berbagai kalangan dunia usaha telah  meminta pemerintah dan otoritas moneter menjaga fluktuasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu tajam atau paling tinggi lima persen agar mereka masih bisa bersaing di pasar internasional maupun domestik. Adapun di sisi lain, Boediono (wakil presiden Indonesia) menghendaki agar kurs terhadap dolar tidak dipatok karena dapat dijadikan ajang bagi para spekulan untuk berspekulasi yang justru akan merugikan masyarakat.

Sistem devisa bebas dan ditambah dengan penerapan sistem floating exchange rate di Indonesia sejak tahun 1997, menyebabkan pergerakan nilai tukar di pasar menjadi sangat rentan oleh pengaruh faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi. (Triyono, 2008), sebaiknya pemerintah selalu melakukan usaha-usaha agar nilai tukar tetap terkendali. Baru-baru ini, pemerintah yakni kementerian keuangan menetapkan Nilai Kurs sebagai Dasar Pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Ekspor, dan Pajak Penghasilan yang diterima atau diperoleh berupa uang asing harus terlebih dahulu dinilai ke dalam uang rupiah. Sebagai contoh, 1 dollar amerika mempunya nilai dasar kurs 9.019,00 rupiah. Hal ini untuk mengarai terjadinya fluktuasi kurs, sehngga diperlukan peletakan nilai dasar kurs .

Indonesia Satu dan Stabilitas Kurs Rupiah: Analisis Stabilitas

REFERENCE

Muelgini, Yoke Muelgini, Dr., M.Sc. Sistem Devisa Dan Nilai Tukar: Teori Dan Kebijakan Di Indonesia. Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

Triyono. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 2, Desember 2008

Ulfa, Almizan. Indonesia Satu Dan Stabilitas Kurs Rupiah: Analisis Stabilitas Exchange Rates Indonesia Pasca Krisis 1997. Jurnal Keuangan dan Moneter, Volume 6 Nomor 2.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12/Km.11/2010 Tanggal 30 April 2010

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

http://www.ekonomi.lipi.go.id/informasi/publikasi/publikasi_detil2.asp?Vnomo=130

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Kurs+Bank+Indonesia/Kurs+Uang+Kertas+Asing/

http://apaituforex.wordpress.com/kurs/

http://www.kapanlagi.com/h/0000107218.html

http://www.antaranews.com/berita/1272821239/boediono-kurs-bergerak-sehingga-spekulen-sulit-bermain

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Bank+Indonesia+dan+Inflasi/penetapan.htm

Aksi

Information

3 responses

10 05 2010
yanuar

good job boy…
apa di reference gw tulis nya strugglemoment.wordpress.com aja ya??wkwkwkwwk….

10 05 2010
Aditya Dwi Prasetyo

bisa dimamam lo !!! hahaha

11 02 2014
wikipedia

But overall, the regular idea is that a woman-president will manage far better with problems inside a social sphere, specially in health protection and educational system,
than the usual man. Regardless of be it workplace politics
deciding who gets that increase you’re hoping for
metropolis politics determining wherever you are allowed to park downtown county politics dictating your quarterly property tax and even nationwide politics determining how
your colleges are funded, politics plays an important part inside your everyday life.

* Involving inside the growth process and changes that is certainly never ending and self-initiated.

Tinggalkan komentar